Mitigasi Kejadian Luar Biasa Pada Pelaksanaan Proyek

​Pandemi covid-19 yang merebak di seluruh penjuru dunia memberikan dampak yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi, sehingga menyebabkan terjadinya pelambatan. Dinamika ekonomi global tersebut, pun secara langsung berimplikasi terhadap stabilitas ekonomi nasional. Terlebih dengan semakin masifnya jumlah suspect serta penyebaran covid-19 ke wilayah Indonesia. Sejak awal Maret hingga saat ini, terjadi pelambatan ekonomi nasional, pekerja informal paling terdampak, apa lagi dengan pemberlakuan social distancing, Work from home (WFH) / Flexi Time, mobilitas atau lalu lintas perdagangan dan jasa menurun drastis.

​Sektor jasa konstruksi sebagai bagian dari pelaku ekonomi, merasakan dampak yang sangat besar atas wabah covid-19. Elemen pelaksanaan konstruksi seperti material, pekerja harian, peralatan, transportasi, waktu dan mobilitas terkait langsung dengan wabah covid-19, sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian.

​Fakta dilapangan, proyek yang dikerjakan di beberapa daerah mengalami keterlambatan signifikan karena material dan tukangnya diangkut dari kabupaten tetangga, terganggu mobilitas transportasinya karena pemberlakuan kebijakan karantina wilayah yang diberlakukan pimpinan di daerah tersebut.

​Terlebih, jika materialnya harus didatangkan dari propinsi lain. Belum lagi, variabel eskalasi harga dan bahan baku yang melambung tinggi karena kenaikan kurs dolar dan harus diimpor.

"Kondisi kedaruratan yang ditimbulkan oleh covid-19 berimplikasi pada ketidakmungkinan proses pengerjaan konstruksi bisa berjalan normal, efektif, berkualitas dan tepat waktu. Anwar Khoirudin selaku Manager Operasi Divisi Operasi 2 mengakui adanya perlambatan pengerjaan proyek akibat Covid-19 ini, namun mengatasi hal tersebut Divisi Operasi 2 telah menyiapkan berbagai strategi khusus."Kami juga merasakan proyek-proyek kami yang sedang berjalan ini terkendala dalam proses mobilisasi, ketersediaan tenaga kerja, material dan peralatan. Untuk mengatasi terjadinya perlambatan penyelesaian proyek kita akhirnya kita harus tetap melakukan produksi, namun tetap mengikuti protokol Kesehatan sesuai peraturan perusahaan dan anjuran dari pemerintah,"paparnya.

​Selain itu, dampak lainnya adalah terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek. "Kemudian ada juga pengaruh dalam peningkatan biaya pelaksanaan karena ada status PSBB dan physical distancing ini berpengaruh pada pekerjaan konstruksi seperti mobilisasi material, peralatan, tenaga kerja dan peningkatan biaya riil," sambungnya. Lalu, bagaimana progres pembangunan proyek pembangunan konstruksi Divisi Operasi 2 sejauh ini?

​Ahmad Sabiq selaku Manager Pengawasan dan Pengendalian memaparkan dari total 17 paket proyek, hanya 2 yang tidak berjalan, itupun karena terkendala pembebasan lahan. “Kedua proyek itu terhenti untuk sementara waktu karena memang ada kendala permbebasan lahan, selebihnya proyek yang lain tetap produksi, tapi ya itu harus dipantau dengan ketat mengenai pelaksanaan prosedur New Normal nya,” ungkapnya.

Protokol pencegahan Covid-19 yang dijalankan proyek-proyek Divisi Operasi 2 meliputi :

  • Pertama, membentuk satuan tugas (satgas) pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh pengguna jasa dan penyedia jasa;


  • Kedua, menyediakan fasilitas pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi, diantaranya : a) Penyediaan sarana Rapid Tes untuk setiap pekerja , b) Penyediaan masker, c) Penyediaan Hand Sanitizer pada tempat-tempat strategis, d)Penyediaan klinik beserta alat Kesehatan, e) Sarana cuci tangan, f) Pengukuran Suhu dengan Thermo Gun


  • Ketiga, mengedukasi semua orang untuk menjaga diri dari Covid-19 oleh satuan tugas;
  • Keempat, mengukur suhu semua orang pada setiap hari yang dilakukan oleh penyedia jasa konstruksi, termasuk ketika ada kunjungan tamu eksternal, protocol ini tetap dijalankan;
  • Kelima, membuat kerja sama penanganan suspect Covid-19 dengan Rumah Sakit dan Puskesmas setempat yang dilakukan penyedia jasa pekerjaan konstruksi;
  • Keenam, melakukan tindakan isolasi dan penyemprotan disinfektan sarana dan prasarana kantor dan lapangan yang dilakukan penyedia jasa dan pekerjaan konstruksi.


  • Ketujuh, memasang spanduk/ flyer himbauan dan pemcegahan Covid-19 di Proyek

​Diharapkan dengan adanya Protokol Kesehatan di Proyek ini,  penyelenggaraan jasa konstruksi tetap berjalan secara efektif dan efisien, serta tidak mengganggu pelaksanaan pembangunan konstruksi di Abipraya dan tetap dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan dampak sosial dan ekonomi dari Covid-19.

“Semoga dengan kita berkomitmen menjalankan Protokol Kesehatan yang sudah ditentukan perusahaan dan mengikuti himbauan pemerintah, seluruh pekerjaan proyek bisa berjalan lancar tanpa hambatan dan kendala.” pungkas Dody Setiawan selaku General Manager Divisi Operasi 2.