Perusahaan yang kuat, memiliki daya saing tinggi, mampu menciptakan kreativitas dan inovasi pasti dihasilkan melalui landasan yang kokoh. Landasan kokoh dapat diperoleh dari budaya perusahaan yang bertindak sebagai gambaran nyata yang mampu memberikan dampak pada intern dan ekstern perusahaan.
Budaya perusahaan merupakan nilai-nilai yang dianut dan cara bertindak dalam perusahaan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pihak dalam maupun luar perusahaan. Disebutkan bahwa keberhasilan dalam memahami dan mengaplikasikan budaya perusahaan berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan. Oleh karena itu, budaya perusahaan memegang peran penting yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Cermin Perilaku Eksekutif Perusahaan.
Selama ini, sebagian pebisnis bersikap acuh pada budaya perusahaan padahal pemilik perusahaan yang memberi warna dominan dalam jalannya roda bisnis. Budaya perusahaan sebenarnya didefinisikan oleh perilaku para eksekutif di depan karyawan dan klien mereka. Karena meski tertulis di kartu identitas, dinding kantor, buku pedoman, tapi selama eksekutif tidak menjalankannya, maka karyawan tidak akan benar-benar mengerti inti dari budaya perusahaan karena mereka hanya melihat budaya yang dimunculkan dari sikap para petinggi.
2. Identitas Perusahaan.
Setiap organisasi membutuhkan identitas yang dapat memudahkan pihak intern dan ekstern untuk mengingatkannya. Misalnya, budaya lokal pulau Bali yang kental berfungsi sebagai identitas yang kuat, tidak terpengaruh dengan budaya luar dan mampu bertahan dengan zaman.
3. Modal perusahaan.
Modal dalam bisnis sering identik dengan dana yang digunakan untuk mendukung pendirian dan berlangsungnya perusahaan. Namun, budaya perusahaan juga merupakan modal penting untuk mendorong kemajuan dan pertumbuhan. Budaya perusahaan menjadi keunggulan dengan catatan setiap pihak dalam lingkup perusahaan memahami dan menerapkan dalam setiap sendi perusahaan.
4. Kunci Kinerja Karyawan.
Setiap karyawan dengan posisinya masing-masing memiliki peran sentral dalam kesuksesan bisnis. Budaya perusahaan yang terimplementasi dalam kinerja karyawan, akan menjadikan mereka nyaman, tenteram dan bahagia dalam bekerja.
5. Tercapai tujuan perusahaan
Implementasi budaya perusahaan akan menjadikan perusahaan lebih transparan dalam laporan keuangan, produksi, dan lain-lain. Transparansi dalam setiap divisi didukung loyalitas, profesionalisme, kreativitas, dan ketekunan setiap pihak maka perusahaan akan sukses.
Beragam faktor mampu mempengaruhi berlangsunya suatu perusahaan dan salah satunya adalah budaya perusahaan. Oleh karena itu, pimpinan, penyandang saham, karyawan harus bersama-sama mengimplementasikan dalam kehidupan mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sesungguhnya banyak contoh perusahaan dunia yang mati-matian mempertahankan kinerjanya tatkala berjibaku menghadapi tantangan perubahan lingkungan. Mungkin perusahaan di Tanah Air dapat belajar dari praktek terbaiknya. Kisah sukses, heroik, mungkin juga kisah tragis menghadapi dinamika perubahan internal dan eksternal perusahaan telah diteliti dan didokumentasikan sebagai materi pembelajaran.
Memang benar kasus di dunia nyata jauh lebih cadas dibanding yang didiskusikan di ruang kelas, namun setidaknya melalui proses pembelajaran akan terlupakan konsep "hanya satu jawaban" untuk suatu masalah. Hal ini terkait dengan kompleksitas masalah yang diibaratkan sebagai spektrum warna yang kaya, yang menantang untuk diekplorasi.
Setiap kasus memiliki implikasi yang banyak sementara fakta terus bertambah dari waktu ke waktu. Padahal manajer-manajer dituntut untuk menguasai masalah dengan baik, memiliki cukup alat analisis, persisten, dan sigap dalam mengambil keputusan. Semuanya bermuara pada upaya mencapai visi misi perusahaan yang dinilai dengan sebuah kata sederhana namun sarat makna yakni kinerja. Kinerja perusahaan membawa definisi ikutan tentang kualitas dan kuantitas pencapaian tugas-tugas perusahaan.
Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya-sumber daya yang dimiliki. Kinerja merupakan suatu istilah secara umumyang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada jumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggung jawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.
Tentu setiap bisnis ingin agar kinerjanya baik, unggul atau dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah business excellence. Kinerja ekselen tersebut menggambarkan bahwa kinerja yang dicapai lebih baik atau dapat mengungguli organisasi sejenisnya. Memang benar bahawa kehadiran kompetitor sebagai pembanding menjadikan ukuran kinerja menjadi lebih bermakna.
Sesungguhnya banyak alat atau tools untuk mengukur kinerja, salah satunya adalah Baldrige. Ada seperangkat ukuran penilaian kinerja organisasi yang semula dipakai pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan nama Kriteria Keunggulan Kinerja Malcolm Baldrige. Sekarang disebut Baldrige Excellence Framework.
Nama "Baldrige" diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada Malcolm Baldrige yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan AS periode 1981-1987 yang kala itu berjasa terhadap peningkatan manajemen kualitas di AS.
Tools Baldrige ini kemudian diadopsi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi kinerja ekselen dengan nama Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU). Bentuknya adalah rangakaian pertanyaan tentang berbagai aspek fundamental pengelolaan organisasi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikelompokkan ke dalam tujuh kategori meliputi kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada pelanggan, pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan, fokus pada tenaga kerja, fokus pada operasi dan hasil (result).
Kehadiran kinerja ekselen tidak serta merta menggantikan tools yang lain semisal Balance Scorecard, atau International Organization for Standardization/ISO namun kehadirannnya justru mengintegrasikan tools tersebut. KPKU ini dipandang sebagai pendekatan yang terstruktur untuk perbaikan kinerja. Selain itu, KPKU dipercaya sebagai yang terdepan dalam menyerap praktik terbaik manajemen yang sudah teruji (validated best management practice).Hasil-hasil yang sifatnya kuantitatif, selain itu juga ada feedback yang tegas, ada panduannya, bahkan asesor telah menuliskan kekurangan perusahaan berdasarkan pada fakta dokumen tertulis, juga saat on site visit, wawancara dan analisis. Petunjuk terhadap kekurangan tersebut dinamakan Opportunity For Improvement/ OFI yang harus ditindaklanjuti menjadi Action for Improvement/ AFI.
Memang kadang pelaksanaan asesmen terkesan rumit dan menyita banyak waktu, apalagi melibatkan personel lintas divisi dan direktorat. Mungkin perlu terobosan yang radikal bila perusahaan ingin menerapkan perbaikan sistem untuk mencapai kinerja ekselen.Upaya-upaya untuk mencapai kinerja ekselen memang terlihat mudah dalam tataran konsep di atas kertas, namun pasti tidak terlalu mudah ketika berhadapan dengan realitas yang kerap kali kejam dan keras.
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut:
- Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
- Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
- Memiliki tujuan yang realistis.
- Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.
- Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.
- Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Dalam KPKU, Opportunity For Improvement/OFI yang harus ditindaklanjuti menjadi Action for Improvement/AFI, merupakan sebuah masukan dan kesempatan kita untuk menjadikan kinerja perusahan menjadi jauh lebih baik. Kita diingatkan bahwa kita masih punya ruang untuk di kembangkan kearah yang lebih luas lagi.
Telah disampaikan di atas, budaya perusahaan menjadi kunci kinerja Karyawan. Setiap karyawan dengan posisinya masing-masing memiliki peran sentral dalam kesuksesan bisnis. Budaya perusahaan yang terimplementasi dalam kinerja karyawan, akan menjadikan mereka nyaman, tenteram dan bahagia dalam bekerja.
Abipraya telah memiliki EPIC, Entreupreneurship-Professionalism-Innovation dan Competitiveness, sebagai nilai-nilai yang diyakini akan membawa Abipraya mencapai VIsi – Misinya. Ada hal penting yang menjadi renungan agar Abipraya dapat mencapai Visi Misi dan sekaligus menjadi Abipraya Ekselen tersebut. Namun harus memerhatikan syarat-syarat di bawah ini:
- Kepemimpinan yang kuat
- Budaya yang menjadi nilai-nilai dan pandangan hidup, serta menjadi sikap mental dan karakter setiap SDM-nya
- Program Abipraya Ekselen yang sistematis
- Komunikasi efektif
- Komitment setiap SDM-nya
- Monev yang berkelanjutan
Kepemimpinan yang Kuat masih menjadi landasan moral yang stategis bagi tercapainya cita-cita perusahaan terkait ‘sustainablity’. Kepemimpinan yang kuat masih menjadi masukan dalam terselenggaranya sebuah program pengembangan dan implementasi budaya. Kepemimpinan yang kuat masih menjadi kunci keberhasilan bisnis pada umumnya.
Budaya organisasi dirasakan sebagai suatu yang harus tumbuh dalam membentuk perilaku organisasi, perilaku individu didalamnya dan membentuk citra organisasi pada masyarakat sebagai pemakai jasa atau produknya. Hasil penelitian tentang budaya organisasi yang dikembangkan oleh pemimpin dan peranan pemimpin dalam mengembangkan budaya organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan pemimpin dalam mengembangkan budaya organisasi terletak pada komunikasinya dan Kepemimpinan yang kuat (Strong Leadership). Komunikasi yang ada di dalam perusahaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan pemimpin, karena komunikasi merupakan alat bagi pemimpin untuk menjalankan budaya yang diharapkan. Sebagai role modelling, pimpinan perusahan cukup baik, karena setiap karyawan mempunyai perilaku dan persepsi mengenai pimpinan sebagai panutan. Oleh karena itu sebaiknya kedisiplinan karyawan yang sudah terbangun dengan baik hendaknya selalu dipelihara dengan jalan selalu mengadakan pemantauan dan tentunya dengan sanksi apabila terjadi pelanggaran.
Kemudian masuk kepada alat atau wahanan menuju ekselen adalah Program Abipraya Ekselen yang sistematis. Kita selama ini sudah menerapkan KPKU. Kriteria Penilaian Kinerja Unggul, sebuah system yang terintegrasi secara baik, yang menggabungkan semua model manajemen mutu yang pernah ada. Seperti ISO, QA, QC, BSC, TQM, dan Malcolm Baldrige. Mudah-mudahan seiring waktu, insan abipraya mengakui dan menggunakan KPKU sebagai alat mencapai sukses organisasi dalam mencapai Visi Misinya.
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi yang bertujuan untuk mencapai pemahaman yang sama. Akan tetapi masih dapat kita jumpai adanya ungkapan "miskomunikasi" dalam kehidupan kita yang dapat berakibat buruk atau bahkan fatal. Salah satu hal yang menyebabkan banyak orang berselisih paham adalah karena kurangnya komunikasi.
Komunikasi terkadang menjadi hal yang disepelekan, padahal kesalahan dalam komunikasi dapat menimbulkan sebuah permasalahan menjadi berkepanjangan, delay yang lama dalam relasi dua atau lebih orang. Beberapa faktor dapat disebutkan mengapa hal ini bisa terjadi, akan tetapi hal paling mendasar yang dapat menjadi alasan utamanya adalah adanya perbedaan pemahaman antar beberapa individu yang hidup pada kultur yang berbeda.
Di dalam kelompok ataupun organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok yang terdiri dari atasan dan bawahannya. Oleh karena itu komunikasi efektif dianggap sebagai elemen penting untuk keberhasilan suatu organisasi. Bagaimana mungkin orang lain bisa menangkap ide kita kalau kita tidak dapat mengungkapkannya kepada orang lain dengan baik.
Komunikasi yang efektif dalam organisasi menjadi hal sangat penting, seperti halnya aliran darah bagi suatu organisasi, dan miskomunikasi memberi kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya sistem peredaran darah dalam lebih dari satu organisasi. Komunikasi menjadi faktor terpenting bagi organisasi dalam mendapatkan informasi. Kemudian dengan komunikasi yang baik maka suatu organisasi akan dapat berjalan lancar dan begitu juga sebaliknya, kegagalan dalam organisasi banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut. Ditambah lagi dengan perbedaan budaya masing- masing sehingga menghambat dalam proses komunikasi dan menimbulkan efek kurang baik yaitu tidak adanya kerjasama sesama pengurus.
Dengan nilai budaya EPIC yang kuat, diharapkan, barrier komuniaksi dapat dikurangi, sehingga hal-hal tekait implementasi progam Abipraya ekselen, dapat di laksanakan semua pihak dan menghsilkan sesuatu yang berguna bagi kamajuan dan pencapaian cita-cita perusahaan, dan sustainability.
Organisasi sangat berperan penting dalam membangun dan mempertahankan komitmen karyawanya. Komitmen karyawan merupakan salah satu dasar bagi pegawai dalam melakukan pekerjaan. Komitmen yang tinggi memberikan motivasi kuat untuk terus bertahan didalam suatu perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. komitmen karyawan adalah tingkatan dimana seorang pekerja mengidentifikasikan diri dengan perusahaan dan tujuan-tujuannya dan berkeinginan untuk memelihara keanggotaannya dalam perusahaan. Komitmen karyawan didorong dengan lingkungan kerja yang berbudaya, memiliki nilai perilaku yang adil untuk karyawan, semakin tinggi karyawan dihargai, semakin tinggi juga komitmen karyawan pda perusahaan tersebut.
Dengan komimement yang kuat, seberat apapun program yang dipilih dan ingin dijalankan menjadi tidak berarti. Mudah-mudahan dengan komitment kita juga bisa mencapai cita-cita, baik itu pribadi maupun organisasi.
Terakhir, pemantauan terhadap berjalanya suatu program dengan melakukan Moniroting dan evaluasi (MONEV) yang berkelanjutan menjadi strategis. Agar kita tahu, apakah program itu berjalan atau tidak, bermanfaat atau tidak, bisa dilanjut atau berhenti, MONEV yang dapat melakukanya. Sukses untuk kita semua, Salam Abipraya Ekselen!!!